Sabtu, 24 November 2012

How Healthy Driving Distance



Just before the holiday season is usually the time we plan on going home or on vacation. Both near and far distances to be taken, need to keep a careful preparation, especially with driving private vehicles like cars or motorcycles, so that we can enjoy a safe and comfortable journey. Here are some tips.

Condition of the vehicle
  • Check the vital auto parts such as brakes must function properly, tire pressure and tire conditions that are not easily slip, headlights and taillights car functioning properly.
  • Repair or replace damaged parts if any.
  • Do not forget to bring equipment such as a jack, spare tire, just in case key when needed.
  • Bring your vehicle is also a letter of completeness.
Medicines, food and drink
  • Provide food and drink in moderation, do not overdo it, so do not feel hunger and to keep fit and stay comfortable.
  • Bring enough water to spare if difficult to find during the trip.
  • Consumption of fresh fruit for snacks instead of coffee and caffeine, such as apples, oranges, grapes, pears.
  • Do not forget to take the medicine that contains some standard medications such as drug fever, headache, abdominal pain and cure wounds and plaster, including personalized medicine should be taken regularly.
  • Place items and medicines in place that can be quickly retrieved when needed.
  • Do not buy food or drink in any place let alone a doubt, better at the mini supermarket which is guaranteed or in hygienic.
Physical and emotional


  • Rest is enough on the night before the trip, because of sleepiness and fatigue will make drivers slow to react and dangerous journey.
  • If drowsy, immediately rest and do not push to continue the journey.
  • Avoid drinking coffee, energy drinks or supplements during the trip, because caffeine can actually increase stress hormones and the effect can last for hours after consumption.
  • The driver was not in anger, in a hurry or are having a poor mood that can interfere with concentration and alertness while driving.
  • Make arrangements so that driving is not just one person, set to turn after driving a maximum of 5 hours.
Obey traffic rules and road signs


  • Avoid breaking the road signs and traffic regulations that exist, especially when heavy holiday feast with the vehicle.
  • Use a seat belt during the trip.
  • Keep a safe distance with other vehicles in order to avoid accidents.
  • Avoid the phone or doing other activities while driving and stay alert.



source: simplisia.com

Living a quiet no-load


Motivasi


Hidup ini kadang membuat kita strees karena kita sering kali di hadapkan pada masalah masalah yang timbul di kehidupan kita,dan terkadang masalah sangat menganggu kehidupan kita seperti tidur tidak nyaman,kualitas kerja yang tidak baik,emosional dan lain sebagainya,cara agar kita hidup tenang yaitu ada beberapa hal yaitu:
  1. Bekrja dengan baik,mengerjakan tugas sesuai dengan apa yang di tugaskan.
  2. Tidak membawa masalah ke tempat lain,selesaikan masalah yang ada tanpa menunggu nunggu waktu lagi
  3. Tidak banyak berhayal apa yang kita inginkan karena itu hanya akan jadi beban buat kita.
  4. Bekerja keras karena hanya dengan cara tersebut dapat tercapai apa yang kita inginkan.
  5. Tidak perlu memikirkan dengan apa yang akan terjadi besok atau lusa.
  6. Berpikir bagaimana nanti jangan nanti bagaimana karena jika berpikir nanti bagaimana itu akan mendorong kita untuk berhayal dan hal tersebut bisa menjadi kebiasaan kita.
  7. Percaya dan yakin bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang tidak sesuai dengan kemampuan kita,jadi cobaan apapun harus kita syukuri dan lalui.
  8. Selalu beribadah kepada Tuhan karena dengan ridhonya segala sesuatu bisa terjadi
  9. Hormati rekan maupun saudara kita
  10. Jangan memebiasakan diri untuk membicarakan orang lain.
  11. Positif thinking
Selamat mencoba semoga hidup anda menjadi tenang setelah menerapkan apa yang di uraikan di atas,Terima kasih.
Safar Dwi kurniawan

HEART and LOGIC


Hati dan Logika selalu bersama, tapi tak pernah beriringan. Mereka memilih jalannya yang berbeda. Ya, sebenarnya walau mereka berjalan bersama, terkadang mereka acuh tak acuh. Tak mau bergandeng tangan, bahkan enggan menatap yang di sebelahnya. Seperti bermusuhan. Tapi keadaan menjadikan mereka satu.

Kadang Batin mempertemukan mereka, hanya untuk mengajak bicara. Tapi akhirnya mereka berselisih.
Batin hanya bisa menggelengkan kepala dan memenangkan satu di antara mereka.

Satu. Ya, cuma satu.
Dan biasanya Hati yang berkuasa.

Hati, ia lebih perasa. Tapi ia rapuh.
Logika, ia memang kuat tak terkira, tapi ia tega.

Ah, mungkin selamanya Hati dan Logika tak mampu berjalan beriringan, walau tetap harus bersama.

Suatu hari, Hati dan Logika bertemu di persimpangan.
Hati enggan menyapa, bahkan memalingkan muka.
Sungguh ia tak ingin bertemu Logika yang kejam itu. Dalam pikirnya, Logika cuma satu: kejam.

Logika menyapa, mengangkat kepalanya tinggi-tinggi seolah lupa, pertempuran kemarin, perselisihan terbesar mungkin, dimenangkan juga oleh Hati. Hati yang pulang dengan kemenangan walaupun memar sana-sini.

Memarnya tak hilang juga.

"Hai, Hati, apa kabarmu hari ini?", katanya jumawa.

"Baik", Hati menjawab singkat.

"Mengapa wajahmu masih biru? Masih sakitkah seperti dihujam sembilu?", ada nada mengejek dalam setiap katanya.

Hati hanya tersenyum dan, Logika pun jelas melihat, ada bahagia tersirat.

"Ya. Masih memar. Tapi aku bahagia.", ujarnya singkat.

"Ah, dasar bodoh. Bahagia katamu? Macam bahagia karena luka-luka? Sudah gila rupanya. Apa kamu tak punya logika? Oh iya, Logika itu kan aku."

dan Logika pun tertawa. Keras dan masih jumawa.

"Bilang saja aku gila. Tapi aku bahagia. Cukup untuk mengatasi setiap luka."

dan Hati hendak berbalik pergi.
Tapi Logika menahannya.

"Tunggu! Tunggu. Aku masih ingin tahu. Mengapa kau tak mengalah saja? Ketahuilah. Jika kau saat itu mengalah, lukamu tak akan parah.", Logika akhirnya tak bisa menyembunyikan keheranannya.

"Ya. Memang."

"Lalu?"

"Memang demikian. Tapi aku tak tahu harus bagaimana bertanggung jawab pada cinta, jika aku mengalah.
Aku tak tahu bagaimana harus menopangnya yang mungkin akan jauh lebih terluka, daripada luka yang kutanggung saat ini."

Logika terdiam.
Hati terdiam.
Dan Logika angkat suara.

"Masih tak inginkah kau beri tempat juaramu padaku?"

"Tidak"

"Bilang saat kau mau."

"Tidak akan. Aku harap tidak akan."

"Baiklah", Logika menghela nafas, "Kau mau ke mana?"

Hati tersenyum, jauh lebih ramah dan tulus.

"Ke sana, ke tempat yang jauh di masa nanti. Ke depan. Pokoknya bergerak maju tanpa henti.", ujarnya dengan semangat yang mendadak hadir.

"Aku antar.", kata Logika.

"Tidak," Hati menggeleng. "Kita tetap bersama, namun selamanya kita tak beriringan. Lagipula untuk menuju ke sana ku sudah punya kawan."

"Siapa?"

"Waktu."

"Oh."

"Logika, kelak kita bertemu lagi dalam pertempuran baru. Bersama Batin yang hanya sanggup menggeleng dan mengangguk, dan memilih satu. Lain waktu. Lain kali. Dan kita tak persoalkan lagi perselisihan kemarin ini."

"Baiklah."

"Dan satu lagi," Hati menghentikan langkahnya, "Saat kita bertemu, memar ini pasti tak lagi ada."

"Kita lihat saja," Logika tergelak.

"Ah, kau kan sudah kuberi tahu aku berjalan bersama siapa."

"Siapa?"

"Waktu..."

Logika tersenyum.
Hati juga tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Sampai jumpa, Logika."

"Sampai jumpa, Hati."

Dan di persimpangan itu mereka bertemu, dan di persimpangan itu mereka berpisah.

"Today's Notes" part 2


Pada malam itu di stasiun tua didepan gerbong kereta yang kosong dan gelap. Ia berdiri menggoda dengan sebatang rokok yang menghiasi jarinya. Perempuan malam itu selalu melemparkan senyum pada setiap pria yang melewatinya. Menawarkan jasa kehangatan demi beberapa lembar rupiah. Tentunya kita tidak akan pernah tahu untuk apa hasil yang ia dapatkan disetiap malam. Untuk bertahan hidup menambal rasa lapar ? Untuk membeli susu demi kesehatan anaknya ? Ataukah untuk memperkaya diri, dengan segala macam aksesoris kosmetik ? Pastinya ia memiliki sebuah harapan yang mulia. Perempuan malam yang terlihat begitu hina memiliki banyak cerita tentang petualangan bercinta atau tentang kehidupan yang terasa menjemukan, perempuan malam yang dijuluki sampah masyarakat, ternyata memiliki air mata tentang kegetiran hidup atau tentang kenikmatan duniawi. Perempuan malam yang terlihat begitu nakal ternyata memiliki satu kebaikan, nurani sosial berbicara bahwa hidup tidak mengenal individualistis. Perempuan malam yang terlihat begitu binal ternyata hidup dalam jeratan setan ekonomi. Bahwasanya setitik keringat membawanya pada satu nilai rupiah. Bertahun – tahun ia menjalani profesi ini sampai pada saat keriput – keriput wajah mulai terlihat. Usia tidak dapat menipu diri meski begitu tebal make up diwajah, tidak membuatnya merasa malu, walau nilai dirinya tidak semahal dahulu.
Di stasiun tua didepan gerbong kereta yang kosong dan gelap menjadi sebuah arti kisah tentang perempuan malam. Menjadi saksi tentang perjalanan hidupnya. Sampai terdengar sayup – sayup suara azan subuh memanggil, perempuan malam bergegas kembali kerumah. Mengingat kembali bahwa setiap malam memiliki kisah yang berbeda.